NAMA Demba Ba sedang dibicarakan di
mana-mana pekan ini. Sebabnya adalah ia mengantarkan klub sepak bolanya
Chelsea, menyingkirkan Manchester United dalam Piala FA Inggris.
Satu
golnya membuat pasukan asuhan Rafael Benitez ini berpeluang menggondol
satu dari dua kans juara musim ini. Selain itu, Ba merayakan golnya
dengan sujud syukur—yang masih ditayangkan oleh kamera televisi.
Berikut adalah petikan wawancara dengan pesepak bola asal Senegal, Afrika itu. Dikutip dari berbagai sumber.
Ceritakan tentang gol Anda ke gawang Manchester United…
Itu
umpan brilian dari Mata. Saat masih bermain di Newcastle, saya juga
mencetak gol yang cukup mirip melawan MU. Gol ini mengingatkan saya pada
gol sebelumnya.
Sebagai seorang pesepak bola, apa kegiatan Anda terkait Anda sebagai seorang Muslim?
Saya
berusaha menjalankan shalat lima waktu dalam sehari semalam. Shalat
pertama dalam sehari adalah shalat fajr–saat shubuh–sebelum matahari
terbit. Shalat menjadi bagian besar dalam hidup saya.
Persiapan yang Anda lakukan sebelum pertandingan?
Saya berangkat menuju lapangan pertandingan dua jam sebelum dimulai. Begitu saya tiba di stadion, saya mulai berkonsentrasi pada
pertandingan.
Ketika tiba (di
stadion), saya memasang headphone dan mendengarkan lantunan Al Quran.
Saya merasa sangat rileks setelah mendengarnya.
Adakah ritual-ritual tertentu—misalnya John Terry (rekan satu klub Ba di Chelsea—harus jadi orang terakhir yang masuk lapangan?
Saya
tidak memiliki perbuatan klenik apa pun menjelang laga. Bagi saya,
perbuatan klenik itu tanda lemahnya mental. Saya hanya berusaha rileks
dan fokus. Sepak bola itu seperti golf. Anda harus berkonsentrasi,
tetapi juga harus rileks. Jika tidak, Anda tidak bisa bermain sangat
bagus.
Bagaimana Anda melakukan latihan?
Saya suka
melakukan skipping setiap pagi. Itu latihan yang bagus buat jantung dan
membantu jantung berdetak cepat. Dengan demikian, saya selalu siap untuk
tampil berlaga.
Apa bedanya hidup di Afrika (Senegal) dan di Eropa?
Di
Afrika, jika Anda masuk ke sarang singa, itu artinya Anda membahayakan
hidup Anda. Di Erropa, dalam pertandingan sepak bola, orang
mempertaruhkan semuanya, kebahagian dan kekecewaaan mereka. Jika tidak,
mereka akan murka. Itu sulit saya pahami. Jika Anda tidak pernah ke
Afrika, Anda tidak akan paham. Saya mulai paham mengapa hal itu
memengaruhi pemain-pemain Afrika jika mereka pulang.
(islampos)