Denver International Airport
yang memiliki luas 142 kilometer persegi ini memegang rekor sebagai
bandara terbesar di Amerika Serikat dan bandara nomor tiga terbesar di
dunia. Ada misteri besar di tempat ini. Menurut para penganut teori
konspirasi, bandara ini sebenarnya adalah markas rahasia New World Order.
Mungkin kalian yang membacanya akan tertawa geli. Tetapi tunggu dulu, pernahkah kalian mendengar pepatah: tidak mungkin ada asap tanpa adanya api?
Ya, para penganut teori konspirasi memiliki alasannya sendiri dan saya akan memberikan beberapa contohnya.
Denver
International Airport (DIA) mulai beroperasi secara penuh pada tahun
1995. Sebelum bandara ini dioperasikan, di Denver ada satu bandara yang
sudah memenuhi standar internasional, yaitu bandara Stapleton. Ketika DIA dioperasikan secara penuh, bandara Stapleton ditutup untuk mencegah persaingan.
Padahal,
DIA memiliki gerbang dan jalur penerbangan yang lebih sedikit dibanding
bandara Stapleton. Manajemen pelayanan dan fasilitas di DIA malah jauh
di bawah standar Stapleton. Satu-satunya kelebihan DIA dibanding
Stapleton hanyalah luas lahannya. Saking luasnya, banyak orang yang
menuding kalau ini adalah sebuah pemborosan.
Tetapi manajemen bandara mengatakan kalau lahan kosong itu diperlukan untuk perluasan fasilitas di masa datang.
Selain
itu, DIA dibuat di wilayah yang banyak angin. Ini menyebabkan sering
ditundanya penerbangan karena masalah ini. Herannya, bandara Stapleton
justru malah berdiri di wilayah yang tidak memiliki masalah ini.
Bukan
cuma itu, keanehan bandara ini bisa dilacak ke belakang ketika proses
konstruksinya dimulai. Jika pada umumnya para pekerja atau kontraktor
mengerjakan sebuah bangunan dari sejak awal proses konstruksi hingga
selesainya bangunan, tidak demikian dengan bandara ini.
Para
pekerja atau kontraktor disewa untuk mengerjakan bagian-bagian kecil
dari konstruksinya. Ketika bagian itu sudah selesai, mereka akan menyewa
kontraktor lain untuk mengerjakan bagian lainnya. Dengan metode ini,
tentu saja tidak ada satu pekerja pun yang mengetahui gambaran besar
konstruksi bandara ini.
Seakan-akan, ada sesuatu yang disembunyikan. Tidak ada yang bisa tahu dengan pasti, tetapi ada satu yang dicurigai.
Pada saat konstruksi berlangsung, lima bangunan besar telah selesai dibuat. Lalu, suatu hari, lima bangunan ini dianggap "salah konstruksi". Jadi, mereka mengubur bangunan-bangunan itu dan membuat bangunan baru di atasnya.
Dalam proses konstruksi itu, mereka juga memindahkan 84 juta meter
kubik tanah. Jumlah ini sangat besar dan tidak biasa sehingga banyak
yang percaya kalau sebuah fasilitas bawah tanah sedang dibuat.
Selain
faktor pembangunan yang misterius, kecurigaan lain juga timbul akibat
pembengkakan biaya konstruksi dari 1,7 miliar dolar menjadi 4,8 miliar
dolar. Ini selisih yang cukup luar biasa. Jika kalian pernah
mengerjakan sebuah proyek, kalian pasti mengerti kalau pembengkakan
biaya sebesar itu bisa menyebabkan kalian dipecat atau dipenjara.
Banyak
yang mengatakan kalau pembangunan DIA adalah sebuah manajemen yang
buruk. Sistem jalur bagasinya begitu buruk sehingga banyak orang
menjulukinya sebagai "Industry Joke". Namun ini tidak mencegah pemerintah menggunakannya sebagai bandara utama.
Karena
keanehan-keanehan ini, banyak yang percaya kalau bandara ini sebenarnya
merupakan sebuah markas rahasia. Kecurigaan ini dikonfirmasikan oleh
seorang mantan ahli geologi pemerintah bernama Phil Schneider
yang mengatakan kalau di bawah DIA terdapat sebuah bangunan sedalam
delapan lantai. Ia juga mengatakan kalau di bandara ini terdapat level
elektromagnetik tinggi yang tidak biasa untuk sebuah bandara.
Tetapi pertanyaannya adalah, markas rahasia apakah yang tersembunyi di dalam bandara itu?
Banyak yang percaya kalau bandara itu sebenarnya berisi markas bawah tanah milik New World Order. Yang lain mengatakan kalau kompleks bandara itu mungkin adalah markas rahasia militer Amerika Serikat.
Kecurigaan-kecurigaan
ini kemudian menjadi semakin kuat ketika terjadi kecelakaan-kecelakaan
yang cukup aneh terhadap pesawat-pesawat di bandara.
Misalnya,
pada Februari 2007, kaca 14 pesawat retak dengan kondisi yang cukup
misterius. Otoritas penyelidikan mengatakan kalau kerusakan itu
diakibatkan oleh benda-benda kecil yang beterbangan. Tetapi, tidak
semua orang percaya dengan penjelasan resmi ini.
Pada Desember
2008, sebuah pesawat tergelincir di jalur penerbangan, lalu entah
mengapa, api tiba-tiba muncul dari pesawat dan membakar pesawat dengan
cepat. Untungnya tidak ada korban jiwa selain 14 penumpang yang
terluka.
Kecelakaan-kecelakaan ini kemudian dihubung-hubungkan
dengan kemungkinan eksperimen rahasia yang dilakukan di markas
tersembunyi di bandara itu. Tentu saja teori ini tidak bisa dikonfirmasi
kebenarannya.
Selain masalah luas kompleks yang mencurigakan, fasilitas-fasilitas di bandara ini juga cukup menimbulkan tanda tanya.
Coba
bayangkan, bandara ini memiliki kabel komunikasi fiber optik sepanjang
5.300 mil. Ini setara jarak antara New York dan Argentina. Lalu, sistem
pengisian bahan bakarnya bisa menyalurkan 1.000 galon bahan bakar jet
per menit lewat pipa sepanjang 28 mil. Kemudian ada 6 tangki bahan bakar
yang masing-masingnya berisi 2,73 juta galon bahan bakar jet. Kapasitas
ini terlalu besar untuk lalu lintas sehari-hari bandara ini. Bahkan di
seluruh dunia tidak ada bandara yang memiliki kapasitas penyimpanan
bahan bakar sebesar ini.
Tetapi, jika ada markas rahasia tersembunyi di bandara itu, maka wajar saja fasilitas dengan kapasitas raksasa itu diperlukan.
Bandara
ini juga boleh dibilang terlalu mewah untuk ukuran sebuah bandara.
Ornamen-ornamen, patung dan lukisan-lukisannya lebih mengingatkan kita
pada museum Louvre dibanding sebuah bandara di negara bagian yang lebih terkenal karena pegunungannya.
Untuk
menghiasi bangunan bandara, mereka mengimpor batu granit dari seluruh
dunia yang kemudian digunakan untuk membuat lantai di terminal utama,
seakan-akan para pengunjung peduli dengan asal granit tersebut.
Terminal utama di bandara itu bernama Jeppesen Terminal.
Luasnya sangat menakjubkan, 140.000 meter persegi. Ukuran ini adalah
yang paling besar di seluruh dunia. Nama lain terminal ini adalah Great Hall, sebuah nama yang mengingatkan orang dengan freemasonry.
Lalu, kalian
mungkin akan berkata kalau itu cuma sebuah kebetulan. Tetapi, ternyata
itu bukan cuma kebetulan karena di dalam terminal ini terdapat sebuah
prasasti berisi kapsul waktu yang di permukaannya terdapat lambang Freemasonry yang terkenal.
Tidak heran karena peletakan prasasti ini dilakukan oleh anggota Freemasonry.
Lalu, Di bawah simbol itu, kita bisa menemukan tulisan "New World Airport Commission".
New World Airport Commission?
Apakah tidak ada nama lain yang tidak menggunakan kata "New World"?
Mungkin
para Mason memang suka menggunakan istilah itu. Tidak salah, tetapi,
dua kata ini bisa memberi bahan bakar yang cukup besar bagi para
penganut teori konspirasi.
Kemudian, di lantai Great Hall ini juga terdapat tanda-tanda lain yang tidak biasa. Salah satunya adalah tulisan "DZIT DIT GAII". Kalimat misterius ini adalah sebuah kalimat dari bahasa asli suku Navajo yang berarti "The Mountain that is white" atau "Gunung berwarna putih".
Lalu, Di lantai bagian lain, tertera tulisan "Mt.Blanca".
Mt.Blanca adalah sebuah gunung yang terletak di Colorado dan merupakan salah satu dari empat tempat suci kaum Navajo. Ini konsisten dengan prasasti sebelumnya yang juga ada hubungan dengan Navajo.
Tetapi, ada tafsiran lain. Di Perancis, Mt.Blanca atau Mont Blanc ternyata merupakan nama gunung tertinggi di Alpen. Nama Mont Blanc ini berarti Gunung putih dalam bahasa Perancis yang artinya sama dengan DZIT DIT GAII.
Menariknya, di kaki gunung ini, lebih dari seribu tahun yang lalu, para leluhur Knight Templar membuat dan menandatangani pakta perjanjian Templar. Knight Templar memang sering dikaitkan dengan Freemasonry.Selain
ukiran-ukiran misterius di Great Hall, hiasan misterius lainnya juga
bisa ditemukan di tempat lain di kompleks bandara ini.
Di
halaman bandara ini ada sebuah patung kuda. Jika saya adalah seorang
seniman dan disuruh membuat sebuah patung kuda, maka percayalah kalau
saya akan membuat sebuah patung kuda yang gagah dan indah sehingga
setiap yang melihatnya pun akan merasa senang. Namun, seniman pembuat
patung kuda di bandara ini yang bernama Luis Jimenez memutuskan untuk membuat sebuah patung kuda yang aneh.
Patung
ini memiliki wajah cukup menakutkan. Tidak cukup sampai disitu,
Jimenez memutuskan untuk menambahkan lampu merah di kedua matanya.
Kedua mata merah ini cukup untuk membuat seorang anak kecil mengalami
mimpi buruk di tidurnya.
Tidak heran, orang-orang menyebut kuda ini "Blue Devil Horse" atau "Bluecifer".
Apa motivasi Jimenez membuatnya?
Entahlah,
kita sudah tidak bisa bertanya lagi kepadanya karena ketika sedang
mengerjakan patung kuda ini, sebuah potongan dari patung ini jatuh dan
menimpanya. Jimenez Tewas oleh kuda ciptaannya.
Kemudian,
dari prasasti yang saya singgung sebelumnya, kita tahu kalau bandara
ini memang dibangun atas partisipasi para Mason. Tetapi anehnya, bandara
ini juga dikaitkan dengan musuh Freemasonry, yaitu NAZI. Kecurigaan pertama muncul jika kita melihat bandara ini dari langit.
Apa yang segera terlintas di pikiran kalian?
Ya, lambang NAZI.
Walaupun tidak terlalu mirip, Namun, struktur bangunan yang cukup unik
ini membuat para penganut teori konspirasi semakin percaya kalau bandara
ini memang dibangun untuk suatu tujuan rahasia.Selain
itu, lukisan-lukisan dinding di dalam bandara sepertinya juga
menunjukkan adanya selera yang aneh dan juga memiliki hubungan dengan
NAZI.
Salah satu lukisan dinding di tempat itu menggambarkan kota
yang terbakar. Lalu di bawahnya terlukis seorang wanita Afrika dengan
pakaian tradisional, wanita indian Amerika dan seorang wanita pirang
dengan simbol bintang Daud di dadanya dengan sebuah alkitab di
tangannya.
Masing-masing wanita itu terbaring tak bernyawa di dalam sebuah peti mati.
Lalu, di
lukisan lainnya, terlihat seorang figur alien atau malaikat maut yang
menggunakan pakaian militer NAZI dengan masker gas serta memegang pedang
dan senapan mesin di tangannya. Ujung pedangnya menusuk ke arah seekor
merpati putih (yang biasanya melambangkan perdamaian dunia).
Figur ini dikelilingi oleh wanita yang sedang menggendong bayi-bayi yang sudah mati.
Di kanan bawah lukisan terlihat adanya sebuah lembaran kertas. Kalimat-kalimat yang tertulis di atas kertas itu sesungguhnya adalah tulisan Hama Herchenberg, seorang bocah Yahudi berusia 14 tahun yang tewas pada tanggal 18 Desember 1943 di kamp konsentrasi Auschwitz. Sekali lagi, kita melihat adanya hubungan bandara ini dengan NAZI.
Memang,
biasanya para seniman suka dengan hal-hal yang tidak biasa, namun
siapakah yang pernah berpikir untuk melukis hal-hal semacam ini di
sebuah bandara internasional. Dan yang paling membingungkan adalah,
mengapa otoritas bandara mengijinkan lukisan-lukisan ini dibuat di
bandara mereka?
Lukisan-lukisan itu dibuat oleh seniman bernama Leo Tanguma.
Pada sebuah wawancara Mr.Tanguma mengaku kalau ia diberikan petunjuk
mengenai detail gambar yang harus dilukis. Namun anehnya, pada wawancara
berikutnya, Mr.Tanguma menyangkal pernyataannya dan mengatakan kalau
isi lukisan itu adalah murni inspirasinya.
Maksud apakah yang
tergambar pada lukisan-lukisan itu? banyak yang percaya kalau
lukisan-lukisan itu sebenarnya menggambarkan maksud New World Order bagi
dunia, yaitu kekacauan dan pengurangan populasi.
Namun, jika
kita berusaha menghubungkan ornamen-ornamen bandara ini dengan teori
konspirasi, mungkin kita akan mengalami kesulitan untuk memikirkan
adanya kerjasama antara Freemasonry dengan NAZI. Kita tahu kalau NAZI
adalah pihak yang paling memusuhi Freemasonry.
Jadi mungkin
memang tidak ada konspirasi dan jawaban yang lebih masuk akal adalah
bandara ini dibangun dengan dana dan campur tangan Freemasonry, namun dihiasi oleh seniman yang punya karya dan ideologi yang tidak biasa. Dengan kata lain, tidak ada markas rahasia.
Tetapi,
jika bandara ini memang dibangun untuk menampung markas rahasia New
World Order, maka saya rasa, saya perlu mengacungkan jempol karena
mereka telah berani membangun sebuah markas rahasia tepat di bawah
hidung jutaan pengunjung bandara.