
Netanyahu mengungkap koalisinya
dengan teroris Basyar Asad. PM Israel ini menyatakan akan melakukan
kampanye rehabilisasi nama baik Asad di Eropa dan Amerika sebagai sosok
alternative yang layak diterima dan lebih baik dibanding alternative
Islam. Ia mengungkapkan Israel sedang mengadapi tantangan baru di Suriah
yang berafiliasi kepada “kekuatan Jihad Global”. Bahkan Netenyahu tidak
akan segan-segan untuk melakukan intervensi militer di Suriah membantu
Basyar Asad.
Sikap tegas Netenyahu ini disampaikan dua tahun setelah revolusi meletus
di Suriah. Selama ini media Israel hanya menyatakan, elit Israel
politik dan militer ‘berdoa’ agar Asad tidak jatuh. Dan kini doa itu
berubah menjadi kampanye yang diusungnya kepada sekutu-sekutunya di
dunia internasional untuk mendukung rezim Basyar Asad. Inilah yang
menafsirkan kenapa konflik di Suriah makin kompleks dan kenapa revolusi
lambat untuk menang dalam jihad melawan rezim yang kejam ini.
Netanyahu secara tegas menandaskan, “Kami resah terhadap senjata
berkualitas yang bisa jadi akan mengubah perimbangan kekuatan di Timteng
yang jatuh di tangan kelompok ‘teroris’. Kami akan halangi hal itu.
Senjata utama yang meresahkan kami adalah senjata yang benar-benar ada
di Suriah, senjata anti rudal, anti pesawat tempur, senjata kimia,
senjata lain berbahaya yang bisa. Ini bisa mengubah perimbangan di
kancah dunia internasional. Karena itu, jika jatuh ke tangan teroris
akan berbahaya dan ini menjadi perhatian dunia internasional.”
Inilah yang disampaikan Netenyahu dalam televise Inggris yang kemudian
disiarkan ulang oleh radio Israel dan ditambahkan bahwa Netanyahu kini
telah membahas pelarangan pemberian senjata kepada oposisi Suriah
bersama PM Inggris David Kameron dan PM Kanada Steven Harber. Netanyahu
berlasan, rezim Basyar Asad akan digantikan oleh kekuatan baru yang
lebih ekstrim dalam melawan Israel, yakni kekuatan yang berafiliasi
kepada Jihad Global yang kini sudah membumi.
Soal Amerika, hal itu dijamin oleh Israel akan membela Asad. Empat
petinggi di pemerintah Obama gagal mendorong Obama mengambil keputusan
untuk mendukung persenjataan kepada oposisi Suriah. Penyebabnya, usaha
lobi yahudi menghalang usaha pemberian senjata kepada oposisi Suriah.
Inilah yang menjadikan kenapa pemerintah Obama seperti tidak bersikap
membela atau anti revolusi Suriah, mendukung Asada tau anti Asad.
Amerika menyatakan mendukung kebebasan dan demokrasi dan pada
kesimpulannya mendukung rezim Asad. Kemudian mereka menyatakan akan
memberikan
bantuan tidak mematikan. Amerika
juga memasukkan Jabhah Nushrah dalam daftar organisasi teroris.
Terkadang AS juga menyebut revolusi Suriah tidak jelas dan remang-remang
dan senjata tidak mungkin jatuh ke tangan yang salah. Amerika juga
menyatakan akan mebentuk oposisi poros tengah dan akan membentuk “toko
revolusi” untuk mencetak kelompok oposisi Suriah sesuai pesanan Amerika.
Amerika tentu akan melakukan apapun untuk menghalangi kemenangan di
Suriah. Inilah yang sebenarnya dijelaskan oleh PM Rusia Dmitry Medvedev
kepada CNN Amerika, bahwa “Rusia selamanya tidak akan menjadi sekutu
satu-satunya Suriah atau Basyar Asad. Kami sudah membangun hubungan baik
dengan ayahnya dan dia. Namun dia juga memiliki sekutu lebih banyak di
negara-negara Eropa.”
Salah satu pengamat di Washington Daniel Pipes mengungkap kecenderungan
Obama mendukung dan mengajak mendukung Basyar Asad sebab kemenangan
kelompok Islam tidak akan berpihak kepada negara barat. (Juice Press
Yahudi). Dalam artikel di Wallstret Jornal, pengamat Adam Antosis dan
Juliana Barnez mengatakan, Obama khawatir pejuang oposisi Suriah.
Pejabat di pemerintah Obama mengagetkan pejabat Amerika agar mengubah
sikapnya terhadap Suriah, tegasnya. Mereka tidak ingin kemenangan penuh
bagi oposisi Suriah sebab mereka meyakini bahwa orang pilihan bisa jadi
tidak berada di depan.
Dalam artikelnya pada 11 April ini pengamat politik Adam Antosis
menegaska, barat harus mendukung Asad melawan oposisi sebab pasukan
kejahatan menjadi ancaman bagi barat. Menurutnya, paling tidak barat
harus masuk ke Suriah untuk memperlambat pertempuran dengan mendukung
pihak yang dirugikan. Sebaliknya, menurut pengamat barat ini, jika
oposisi menang itu akan memperkuat Turki dan kelompok jihadi yang akan
menggantikan Asad.
Inilah peta riil di Suriah. Penyebab lambannya kemenangan revolusi
Suriah adalah karena Israel, Iran, dan Irak Maliki, Rusia, Cina,
Hezbollah terang-terangan memerangi rakyat Suriah baik secara politik
dan militer. Amerika, Inggris, Perancis menyadari bahwa pembekuan
situasi atau membiar situasi dalam konflik atau memperlambat kemenangan
oposisi akan menghancurkan Suriah dan menjaga Israel.
Pertempuran di Suriah telah menjadi “induk pertempuran” bersejarah dan
strategis bagi setiap kekuatan dan kelompok yang ingin membentuk tata
dunia baru sesuai dengan kepentingannya. Karena itu, salah besar jika
mengandalkan kepada Amerika dan barat. Mereka semua berjalan sesuai
dengan agenda Israel. Iran, Irak Maliki, Hezbollah berperang untuk
kepentingan proyek Syiah Raya. Rusia, Cina menganggap Suriah adalah
bargaining kuat untuk membuat teken kesepakatan menguntungkan dengan
barat yang akan mengakhiri kerugian perang dingin dan mengembalikan
perimbangan strategi. Sementara Israel ingin perang di Suriah sebagai
perang panjang tanpa akhir.( Samir Hijawi (Wartawan Jordania, Assyarq Qatar))