Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasul Allah bersabda,
“Tidak ada seorang nabi pun (yang diutus langsung oleh Allah) antara aku
dan Isa. Sesungguhnya, dia akan turun ke bumi. Maka jika kalian
melihatnya, kenalilah dia. Dia adalah seorang laki-laki dengan ukuran
sedang, berkulit putih kemerah-merahan. Dia memakai dua baju kuning
terang. Kepalanya seakan-akan ada air yang mengalir walaupun sebenarnya
ia tidak basah. Dia akan berperang melawan manusia untuk membela
(ajaran) Islam. Dia akan menghancurkan salib, membunuh babi,
menghapuskan jizyah (pajak). Allah akan menghapuskan semua ajaran di
zamannya kecuali (ajaran) Islam. Isa akan menghancurkan Dajjal
(Antikristus) dan dia akan hidup di bumi selama 40 tahun dan kemudian
dia meninggal, kaum yang berserah diri kepada Allah Yang Tunggal akan
menyembahyangkan jenazahnya.” (Hadis Abu Daud) Menurut pandangan Islam, setelah Isa Almasih (Yesus Kristus) lolos
dari rencana pembunuhan oleh orang-orang Yahudi, lalu diangkat ke langit
dan masih hidup hingga saat ini, akan turun kembali nanti menjelang
Hari Penghakiman dan bertugas selama 40 tahun untuk menegakkan kebenaran
ajaran Allah dan meluruskan berita Injil Kerajaan Sorga yang pernah
diajarkannya, di antaranya meluruskan berita penyaliban, karena Isa,
sang Juruselamat, selama misinya hingga terangkatnya ke langit,
dipercayai sama sekali tidak pernah mengalami penyaliban seperti yang
dilihat dan dituliskan oleh pengikutnya, juga akan membunuh babi yang
telah dihalalkan oleh umat Kristen non-Yahudi (sekarang Kekristenan arus
utama) berdasarkan penafsiran beberapa ayat Alkitab, di mana ia sendiri
tidak pernah membatalkan hukum Taurat sedikit pun dan menghalalkan babi
sejak Allah haramkan lewat kitab Taurat.
Sementara itu, menurut pandangan Kekristenan arus utama, setelah
Yesus Kristus bangkit dari kematian dan menemui murid-muridnya selama 40
hari, Yesus terangkat ke sorga dan akan kembali ke bumi dengan cara
yang sama seperti naiknya.
“Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang
kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga.”
(Kisah Para Rasul 1:11)
Sepintas ada kesamaan pandangan antara Islam dan Kekristenan perihal
diangkatnya Isa ke langit (sorga) dan turunnya kembali ke bumi menjelang
hari kiamat nanti, namun ada perbedaan sangat mendasar tentang hal
tersebut yaitu belum atau sudah mati ketika ia diangkat. Menurut
pandangan Islam arus utama Isa di angkat ke langit dalam keadaan sebelum
mengalami mati, sementara, menurut pandangan Kristen arus utama Yesus
diangkat ke sorga dalam keadaan setelah mengalami kematian.
Pandangan Islam, banyak kejadian-kejadian yang dianggap selaras
dengan pandangan yang menyatakan bahwa Isa putra Maryam belum mengalami
kematian ketika diangkat ke langit.
Pertama, dalam Alquran dinyatakan bahwa Isa
diselamatkan dari rencana pembunuhan dan keinginan orang Yahudi untuk
mempermalukan Isa yang mengaku Mesias:
“Padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya, tetapi
yang mereka bunuh ialah orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka.”
(Annisa 4:157)
“Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan
adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Annisa 4:158)
Kedua, banyak nubuat dalam hadis yang
menginformasikan bahwa Isa putra Maryam (Maria) akan turun kembali ke
bumi dan baru akan meninggal setelah bertugas selama 40 tahun. Menurut
penafsiran kebanyakan muslim terhadap Alquran, jika Isa putra Maryam
memang sudah mengalami kematian ketika diangkat ke langit, maka dianggap
sangat logis bila ia dinubuatkan baru akan mengalami kematian nanti
setelah turun ke bumi dan bertugas selama 40 tahun.
Menurut Islam arus utama, tidak mungkin Isa putra Maryam mengalami
kematian dulu jika ia harus turun kembali menjelang hari kiamat untuk
berdakwah membela ajaran Allah melalui Muhammad yang dinamai Islam,
karena, bagi mereka, orang yang sudah mati tidak mungkin bisa berdakwah.
Kalau orang yang sudah mati bisa berdakwah, tentu Muhammad yang lebih
tepat daripada Isa, alasannya, Muhammad dipercaya sudah jauh lebih
berhasil dalam menegakkan syariat Allah (hukum Allah) daripada Isa. Di
samping itu, karena nabi Muhammad sebagai pembawa hukum terakhir, dan
bukan Isa. Tetapi karena Muhammad sudah mati dan Isa masih hidup, maka
Isa-lah yang ditakdirkan untuk membela ajaran sang Nabi yang dinantikan,
Muhammad, di akhir zaman nanti.
Ketiga, Isa adalah nabi yang diutus kepada bangsa
Israel yang disertai banyaknya mukjizat sejak pada masa penciptaannya
hingga pada masa menjalankan misinya. Mukjizat-mukjizat yang diberikan
oleh Allah kepadanya sangat nyata menunjukkan bahwa Isa putra Maryam
adalah utusan Allah, namun sayang, hanya sedikit orang-orang Israel yang
mau percaya kepadanya bahkan mereka berencana membunuh Isa, karena
mereka tidak percaya dengan Isa walaupun dengan mukjizat-mukjizat yang
luar biasa, maka Allah menyelamatkan Isa dengan mengangkatnya ke langit
dan menjaganya tetap hidup hingga kini.
Turunnya Isa menjelang Hari Penghakiman nanti, juga merupakan
mukjizat yang luar biasa bagi manusia, di mana Isa putra Maryam yang
lahir ribuan tahun sebelumnya, ternyata masih hidup pada masa menjelang
hari kiamat. Tentu saja hal tersebut akan menjadikan seseorang sulit
untuk tidak memercayai kebenaran Isa putra Maryam. Sehingga ketika Isa
menyampaikan kebenaran ajaran yang dibawa Muhammad, tidak seorangpun
yang menolak temasuk orang-orang Yahudi yang dulu sombong:
Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya
(Isa) sebelum kematiannya. Dan di hari kiamat nanti Isa itu akan menjadi
saksi bagi mereka. (Annisa 4:159)
Satu lagi, bagi umat Islam, ditakdirkannya Isa belum mengalami maut
hingga saat ini, adalah untuk menjelaskan dan membuktikan bahwa dirinya
tidak mati di kayu salib, sehingga orang-orang yang tidak percaya
informasi Alquran yang menyatakan Isa tidak dibunuh dan tidak pula
disalib akan langsung percaya. Selain itu, hal itu untuk menjelaskan
bahwa Isa tidak pernah menyampaikan kepada manusia untuk menyembahnya
dan mengakui dirinya sebagai pribadi lain dari Allah Yang Tunggal.
“Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau
perintahkan kepadaku mengatakannya yaitu: ‘Sembahlah Allah, Tuhanku dan
Tuhanmu,’ dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka. Maka setelah
Engkau wafatkan (angkat) aku, Engkaulah yang mengawasi mereka. Dan
Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu.” (Almaidah 5:117)
Seperti pandangan Kekristenan Restorasionis dan banyak teolog
Kristen, menurut umat Islam, dalam Alkitab sendiri, tidak ditemukan ayat
yang menyatakan Yesus mengaku sebagai Allah dan memerintahkan manusia
untuk menyembah dirinya dalam kesetaraan dengan Allah.
SUMBER